One and The Same (LAST CHAPTER)

Delapan

02:45

Jam tiga pagi kurang seperempat jam pagi, dan Kris masih tidak bisa tidur. Dan ini semua gara-gara ucapan Taylor tentang kematian kakaknya. Daritadi ia hanya berbaring gelisah di kasurnya.

Cathy Anderson? Mantan rekan bisnis papa? Siapa? Kenapa papa tidak pernah cerita? Apa karena papa yang…?

Continue reading

One and The Same

Harus gue akui kalo kali ini ceritanya agak sinetronis dan hiperbolis (?) tapi gue malem-malem loh buatnya, dan imajinasi juga diperlukan banget dalam membuat cerita ini (?) jadi gue harap kalian mau baca n comment yaa. Okelah, cekidot. Thanks for reading! >>

Tujuh

Taylor duduk di café tempat janjiannya dengan Kris. Baru saja ia sampai disini, tidak apa-apa, Taylor memang lebih suka menunggu daripada ditunggu. Ia mengeluarkan iPhone-nya. Continue reading

One and The Same

Heyy udah chap. 6! Yang kali ini gue harus ngakui, kayaknya kalian agak bosen sama cerita ini. Tapi gue harap nggak, deh *gimana sih -_- pokoknya gue harap, kalian mau comment, ya, soalnya membantu gue banget. Oke deh, segitu aja. Thanks for reading! >>

Enam

Wanita memang aneh, setidaknya itulah yang dipikirkan Kris sehabis mengantarkan Taylor ke rumahnya. Sepanjang perjalanan tadi Taylor nyaris tidak berbicara apa-apa. Aneh, kan? Padahal biasanya Taylor mengobrol dan tertawa seperti biasa. Oh, ya, wajahnya pucat dan kelihatan tegang. Apa gara-gara kejadian tadi? Tadi di rumah Selena ketika Taylor pamit ke toilet, bukannya masuk ke dalam toilet—tapi Taylor malah memegangi kepalanya dan memegangi tembok. Continue reading

One and The Same

Heloo, kali ini gue nge-postnya cepet lohh *menurut gue sih he he -,-* nah ini chapter 5 dan gue harap suka yaah, gue buatnya malem-malem loh pengorbanan banget (?) Ya udah deh baca aja, comment yaa, kritik n saran kalian membantu gue banget, thanks for reading! Oke cekidott >>

Lima

Selena melihat kosong ke arah luar jendela kamarnya. Sekarang sudah jam setengah sepuluh malam, tapi kota New York masih gemerlapan di luar sana. Begitu cantik dan menarik, seperti gadis itu, pikir Selena. Tadi siang ia bertemu gadis itu―Taylor. Continue reading

One and The Same

Halo! Kali ini gue nge-postnya lumayan cepet ya, kalo menurut gue xixi. So.. ini udah chapter 4 dan ini udah bagus banget soalnya gue nggak sabaran dan bosenan dlm ngerjain sesuatu (?) Okelah, it’s the story, hope you’d like it! (‘-‘)b

Empat

Seminggu kemudian…

Selena baru akan mengecek ponselnya ketika Tigy menyenggol bahunya dengan keras. “Hei, Nona, selamat, nilai biologimu paling tinggi di antara kita semua. Kutunggu traktirannya!” Tigy berkata dengan keras sampai seluruh siswa di lorong itu bisa mendengarnya. Ya ampun, pikir Sel dengan wajah memanas. Dengan begini semua siswa akan tahu, dan yang paling gawat mungkin akan banyak yang menyalaminya habis ini. Sel menggumam tidak jelas dan cepat-cepat menyingkir ke luar sekolah. Ketika melihat ponselnya ia terkejut ada banyak missed call dari Kris. Selena menebak-nebak ada apa sementara ia menelpon Kris balik. Continue reading

One and The Same

Teman-temannnnn soriiiii banget ya, kalo nge-post nya kelamaan. Maklum, gue baru pulang. Dan gue ga buka PC lamaaa banget. So sorry ya. Dannnn ini ceritanya agak galau, sih. Rada ga cocok sm theme song-nya. Jadi.. kal0 mau baca ini bisa pake lagu kalian yang galau mungkin ya he he. Nggak maksa juga sih, pokoknya baca aja deeeh. Thank for reading ; )

 Tiga

“Halo, Taylor. Maaf ya, aku terlambat. Kau sudah lama menunggu?”

Sapaan hangat itu membuat Taylor tersadar dari lamunannya. Ia mendongak dan wajah Kris yang.. tampan? Ah, pokoknya ia mendongak dan mendapati Kris sudah duduk di hadapannya. Taylor memberikan sebuah senyuman manis dan membalas sapaan itu,”Halo juga. Yah, tidak terlalu lama kok, Kris. Nggak apa-apa.” Kris mengangguk,”Kau sudah pesan makanan atau apapun itu?” tanyanya.

Continue reading

One and The Same

Okeee, ini lanjutan dari yang kemarin. Gue buatnya agak cepet dan nge-postnya tiap hari supaya idenya nggak menghilang (?) Kritik dan saran diterima, ya. Ga usah sungkan. Boleh request fanfic juga.  Terima orderan. 5000 per-cerita (?) Okelah, cekidott!

Dua

Ya, tentu aku menyukainya juga! Benar-benar tempat yang spesial. Nah, kalau begitu, bagaimana jika kita makan malam bersama di café itu? Hari Sabtu  jam 8 malam. Bagaimana?

Continue reading